Ingatlah kita disini selalu akur
Menengadah di alas tempat kita tersungkur
Tanah ketenangan
Menanti diri bersiap untuk mati
Seperti ruh ruh yang menghempas peraduan
Mari kutandu kawan!
Enyah dari bising roda di persimpangan
Cacian perawan tua di kebingaran pasar
Kita menyungkur bersama sekarang
Goyah meradang. Kegamangan melecut sedari kemarin
Bintang pada melari
Melampaui kota yang menidurkan hari
Dari bukit yang ditonggaki sesuara kita
Kita dengar angin memuja diri, setelah lolongan anjing mengembara
Tawa dihela, meski kita tak kuasa menelanjangi dosa dosa
Seorang berdesing sedang mencakari wajah
Di atas tanah
Tentu ia lumpuh sudah
Ingatlah disini kita tak ‘kan saling menghambur
Walau iblis menggempur
Aah, entaskan kesesatan itu!!
Diantara pohon pisang yang remuk, kembali pelepahnya berlambaian
Buahnya berjatuhan
jadi seharum udara yang menginap semalaman disana
Ingatlah disini pengkhianatan akan dibui
Kita bersenda ria
Setuang kopi, cukup sudah!
Disinipun tampak jejak jejak rumah Tuhan
Hati rindu untuk berpulang. Mengerang. Kita mau tunggu sampai Izrail datang
Dan lenyaplah padaNya pertanyaan kita!
Baru tiba,
Kita melayari pagi lagi…
Jakarta, 10 Januari 2006
1 komentar:
Just Say Hello
Posting Komentar