Rabu, 22 Juni 2011

Lesson Learned National Geographic: Animal Behaviors in Gurls' Characteristics!

Memasuki zona waktu lesson learned National Geographic! Sekarang hubungan perilaku binatang sama tipe-tipe cewe. Dibantu yaaaa bim salabim ayoo baca prok-prok-prok!!

Flight Zone Mode (Gazelle):
Cewe waspada. Punya batas khusus untuk kabur dari 'pemangsa'. Kalo mau dapetin, masukin flight zone mereka, kejarrrr!

Temptation Mode (Cat):
Tipe cewe centil. Doyan mandi, bersuara menggoda, lenggak-lenggok tubuh di depan cowo. Mau? Tunggu musim kawin & S-A-B-A-R!

Independent Mode (Jaguar):
Cewe mandiri. Selalu ditinggal laki. Bisa besarin, ngasi makan, ngelindungin anak sendirian. Berotot pulaak! *Hormat grak!*

Fertile Mode (Rat):
Cewe yang posturnya biasa-biasa aja tapi subur! Setaun bisa beranak buanyaak. Banyak anak, banyak rejeki. Sayang anak...sayang anak.. *gimanacoba?*

Traveler Mode (Blue Whale):
Cewe doyan jalan-jalan keluar negeri tiap tahun...dan mau bawa anak + ngasi ASI. Figur ibu yang hebaaat! *salaman*

Philanthropic mode (Tortoise):
Cewe keturunan tajir. Baru ngelahirin, anaknya udah dikasih 'rumah'. Dermawan to-the-max!! *inisungguhnggapenting*

High-Gene Mode (Giraffe):
Cewe bakat model. Baru lahir udah tinggi. Buat cowo yang pengen anak tinggi, OK, untuk memperbaiki keturunan. *selamatmencoba*

Royal Mode (Queen Bee):
Cewe dominan. Bijak. Berbakat jadi pemimpin rakyat! Mau?? Terobos dulu nohh sarang lebah. Siap-siap bengep digebukin. *goodluck*

Ignorance Mode (Sea Turtle):
Cewe cuek abis. Baru ngelahirin, anaknya ditinggal, disuruh idup sendiri sampe gede.. hufff..jangan dikawinin.. *sigh*

Slow Mode (Sloth/Kukang):
Cewe santai. Malah kelewat santai. Hidup lambat. Sambil gendong anak, yang penting anak kenyang... *it'sTrue*

Kind Mode (Orang Utan):
Cewe baik. Ga pernah nolak dititipin anak tetangga. Dikasi makan, digendong-gendong, ilangin kutu. Contoohh nih, calon Ibu...

Hibernation Mode (Grizzly Bear):
Cewe disiplin sama istirahat anak. "Waktunya bobo siang! Cepet! Ngga ada main-main lagi.." *Bangun2TaunDepan* (-__-)

Cannibalism Mode (BlackBird):
Cewe YaHaBa alias Bahaya. Kalo kelaperan, anak sendiri dimakan! Makanya boys, kasih makan yang bener bini masing-masing.

Shocking Mode (Electric Eel):
Cewe suka ngasi surprise. Kalo diganggu cowo, dia ngasi kejutan listrik 60 watt! Bisa gamparang ato tonjokan. *pakeHelm*

Shalehah Mode (Arabian Camel):
Cewe solehah. Gaul sama syaikh. Pendiem, bulu mata lentik, tinggi, bibir sexy. Asik diajak jalan-jalan. Tapi berbulu! *hiyyaaaa*

Angry Mode (Woodpecker):
Cewe ngga santai. Kalo ngetok pintu ngga sabaran. TOK-TOK-TOK-toktoktoktoktok! | Mba, bellnya disamping... | Oh, maas maf....

Happy Mode (Kangaroo):
Cewe aneh. Mau seneng, sedih, berduka, waswas, grogi, cemas, tetep aja lompat-lompat (baca: keliatan girang). Cocok jadi sahabat!

Daredevil Mode (Patagonian Condor):
Cewe petualang. Bikin rumah dipinggir tebing. Hobi terbang & memandangi awan. *bikinpuisi*

SizeDoesn'tMatter Mode (Hippo):
Cewe pede. Menikmati hiduo. Doyan berjemur & berendem. Body XL, hati XXL. Bersyukur. Coba bayangin kalo KudaNil kurus jadi pegimane???

Lesson Learned National Geographic: Animal Behaviors in Boys' Characteristics

Saatnya lesson learned abis nonton National Geographic. Apa hubungannya perilaku binatang sama tipe-tipe cowo? Yuk liatt!

King Mode (Male Lion):
Cowo gagah perkasa, jantan, rambut megar awut-awutan OK. Tapi yang nyari makan cewe-cewe koleksinya. Giliran dapet, *kucluk-kucluk*, "Gw duluan!"

Unyu Mode (Penguin):
Cowo romantis. Monogami, kaya penguin. Giliran bini pergi, si cowo jaga anak. Unyuuu! Tapi sayang bogel + jalannya oyong.

Murder Mode (Spider):
Cowo rela berkorban. Abis 'bercinte', rela dibunuh sama si cewe. Rela mati demi cinta. Cinta buta boy!! *gaabispikir*

Beauty Mode (Peacock):
Cowo pesolek. Punya body bagus, doyan make baju warna-warni. Tapi cuma dikeluarin pas niat kawin... Opo too masss??

'Til Death Do Us Part Mode (Salmon):
Cowo doyan mudik. Abis ngerantau, pulang kampung, kawin, mati bareng sama si doi. Cintga mati.

Acrobatic Mode (Siamang):
Cowo atletis. Suka gimnastik. Show off! Jungkir balik, loncat sana-sini. Terus ditinggal cewenya pulang *bingung*

Faithful Mode (Pigeon):
Cowo setia. Monogami. Mau pergi sejauh apapun tetep balik ke rumah dan ngga nyasar. Akuuu bukaan, akuu bukaaan Baaang Toyiiibbb...

Unfaithful Mode (Crocs):
Cowo ngga tau diuntung. "Buaya" itu bisa kawin sama +- 25 cewe (fakta). Nyoblos sana-sini. Mau digebukin, tapi serem. Cabut bosss!

'Pasrah' Mode (King Cobra):
Cowo korban emansipasi cewe. Masa si cewe dipanggil "King" juga. Terus gw apaaa? *turutprihatinboss* (-___-)

Trans-sexual Mode (KelinciLaut):
Cowo fleksibel dalam arti yang sebenar-benarnya. Ada cewe jadi cowo. Ngga ada cewe jadi cewe, Pemuas diri sendiri. Hermaprodit. *ha?*


Udah dulu ahhhh...Nanti lanjut lagi....

Animal Behaviors in Boys' Ways of Getting Girls!

Lesson Learned National Geographic:
Animal Behaviors in Boys' Ways of Getting Girls!


Ini dia lesson learned nonton National Geographic tentang predator-prey alias tipe-tipe pdkt cowo ke cewe.

Speed Attack Mode (Cheetah):
Cowo yang ngebidik satu cewe. Siapin tenaga. Pdkt kenceng tanpa ba-bi-bu & gaspoll. Dapet sukuurr, ngga dapet langsung capek! Short term.

Ambush Mode (Crocs):
Cowo tenang, diam, jarang keliatan, deketin pelan-pelan. Pas doi lengah, HAP! Nyaplok dan geret ke dunianya. Bergerak efektif.

Stealth Mode (Black Panther):
Cowo yang lempeng, memantau dari jauh, terkesan ngga ngasih sinyal, ngga kebaca usahanya. Giliran sepi...serrgraaappp, ngomong!

Teamwork Mode (Wolves):
Cowo yang ngerahin sohib-sohibnya buat cari info tentang ceww. Dikondisiin, dipolitisir. Kejar konsisten. Pas momennya, terkam!

Eagle-eyed Mode (Eagle):
Cowo single fighter. Sabar. Tajam. Monitor dari jauh. Pas ada chance, menukik kenceng abis, kejar sampe dapet!

Omnivore Mode (Bear):
Cowo santai. Ngga punya tipe cewe khusus. Doyan leyeh-leyeh. Apapun jadi. Pas doi lewat, ngerasa OK, yaaa bolelaaah dicoba.

Scavenger Mode (Hyena):
Cowo yang doyannya makan 'bangkai' buruan predator lain. Energi sedikit, untung banyak. Yaah tukang rebut pacar laah...

Fighter Mode (Honey Badger):
Cowo pantang menyerah. Mau cewenya segarang ular kobra tetep diusahain. Mau digigit yang penting hajar terooosss!

Smell Mode (Shark):
Cowo yang nyium wangi pargum dikit langsung ngejar penasaran...Hiu tertarik darah *apacoba??*

Choking Mode (Anaconda):
Cowo tangguh. Lilit terussss sampe doi bilang, "Ok, ok, gw mau..". Sarkasme, tapi efektif. Premanisme sedikit.

Show-off Mode (Mantis/Belalang Sembah):
Cowo pamer. Sok jago berantem, ngeluarin jurus-jurus. Si doi lengah / kesengsem dikit, serggaaapp ceppprrraat!!

Acting Mode (Jellyfish):
Cowo kelemer-kelemer. Dikira lemah. Pas 'ikan' mendekat, jerrratt pake tentakel kuat-kuat! "Bilang 'iya' ngga lo?! Awas lo!"

Network Mode (Spider):
Cowo bermodal. Sini-sini main sama network guah. Giliran doi kejebak & nyangkut di jaring, ga bisa lepas. Mwahahahahaha! *evilgrin*

Signal Mode (Bat):
Cowo begadang. Bergantung sama sonar (eh, sinyal). Nelpon mulu ampe subuh. Nembak dapet, tidur. Ngga dapet, besok nelpon lagi.


Sekian pelajaran yang saya dapet abis nonton National Geographic. Learn from the animals! Love will find you if you try. Dibantu yaaaa, sim salabim jadi apaaa prok prok prok...

Jumat, 17 Juni 2011

Pesta Kecil 2,958mdpl

Minggu, 8 Mei 2008 – Aku bersama sembilan orang teman pendaki lainnya melakukan pendakian menuju puncak gunung Gede, Jawa Barat. Puncak Gede berapa di 2,958 mdpl (baca: meter diatas permukaan laut). Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango adalah salah satu tujuan wisata paling indah di kawasan Jawa Barat. Lokasi ini memiliki ± 3 jalur pendakian resmi yaitu Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana. Kami memilih jalur Cibodas sebagai starting point.


Kabut dan hujan rintik-rintik menyelimuti kami sepanjang jalan. Basah dan dingin. Kami melewati banyak sekali objek wisata di jalur pendakian ini. Sebut saja, Telaga Sunyi, Mata Air Panas, dan lokasi-lokasi kamp. Sudah lebih dari tujuh jam kami berjalan mendaki dengan membawa beban 40 liter dicarrier. Tubuh begitu lelah rasanya dan kedua kakiku sudah berkali-kali kesemutan. Pundakku terasa pegal akibat barang bawaan yang kelewatan beratnya. Jemariku mati rasa akibat hawa dingin. Tak terbayangkan bagaimana alam pendakian menguras energiku hingga hampir mencapai titik nol. Ingin sekali lekas sampai di lokasi kamp terdekat dari puncak yang bernama Kandang Badak. Aku hanya ingin duduk di dekat perapian dan menikmati hidangan apa adanya bersama teman-temanku.


Beberapa jam berselang, akhirnya aku dan tim tiba di kamp pada pukul 17.50 WIB. Hujan sudah berhenti namun kabut masih setia menemani setiba kami di lokasi. Kami mendirikan tenda beberapa meter dari sungai kecil dan mulai mempersiapkan api dan bahan makanan untuk dimasak. Temperatur menunjuk titik 12oC dan uap air terhembus dari mulut kami setiap kali kami bernafas. Jaket tebal dan syal yang membalut leher kami hampir tak dapat menahan udara dingin yang menusuk tulang. Kami duduk membuat lingkaran dan mulai menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk santap malam.


Kami mengeluarkan beberapa bungkus Indomie dari carrier masing-masing. Bungkus Indomie Goreng putih dan Indomie Rebus Rasa Ayam Bawang coklat akhirnya ‘dilepaskan’ juga dari sarangnya setelah terhimpit barang-barang lainnya di carrier. Kami membuat 3 perapian lengkap dengan nesting atau semacam panci kecil diatasnya. Satu perapian untuk memasak kopi dan dua perapian untuk Indomie. Air dididihkan dan kami gelontorkan lembaran-lembaran Indomie kedalamnya. Uap panas mengepul sementara Indomie tersebut tenggelam dalam buih yang semakin tebal. Kami memasukkan semua bumbu garam di nesting yang berisikan Indomie rebus dan diaduk seluruhnya. Di nesting sebelah, teman-temanku sedang meniriskan Indomie goreng dan mulai mencampurkan bumbu garam, kecap dan saus sambal di piring plastik. Air liurku sudah mengalir deras selama aku memasak Indomie tersebut. Terlihat beberapa temanku juga berkali-kali menelan ludah sembari mengaduk mie rebus di nesting. Dari aroma saja sudah bisa membunuh rasa lelah kami yang berjam-jam mendaki.


Sampailah kita pada santap malam dengan dua hidangan istimewa para pendaki! Indomie goreng dan rebus yang dimakan bersama langsung dari nesting-nya. Kami duduk melingkari perapian sambil menyeruput kuah Indomie rebus yang diedarkan pertama oleh salah seorang teman. Setelah itu menyusul Indomie gorengnya. Kami tambahkan 2 kaleng korned yang diaduk bersama Indomie tersebut. Kami harus membagi Indomie tersebut untuk 10 orang, sehingga kami merasa kurang di setiap suapannya. Bunyi sssshhhlllrrrrpppp di setiap seruputannya membuatku seperti ingin merampok jatah teman sebelah. Suara gemeretak geraham yang sedang menggilas bawang Indomie goreng pun semakin membangkitkan egoisme makanku lebih dari yang lain. Dinginnya udara dan lelahnya tubuh hilang seketika.


Sepiring rame-rame!”, sahutku.

Mau kuahnya lagi dong!”, ujar temanku yang lain sembari senyum-senyum dan menyeruput kuah hangatnya.

Gw baru dua suap nih…”, kata salah seorang yang pura-pura tidak kebagian.


Dingin, gelap, sunyi, pecah seketika oleh bias-bias cahaya perapian masak Indomie yang dimakan ramai-ramai dan berputar dari tangan ke tangan. Tidak ada momen yang lebih indah daripada menghabiskan malam di pegunungan bersama teman-teman sambil nyeruput Indomie sebelum tidur. Setelah pesta kecil tersebut kami beristirahat di tenda masing-masing. Beberapa bungkus Indomie masih aman tersimpan di carrier kami. Esok hari adalah tantangan lain. Medan pendakian akan semakin berat dan curam mendekati puncak. Sudah kami rencanakan untuk mengulang kesenangan tersebut setibanya di atas.


*** ***


Keesokan harinya, kami berhasil muncak! Pesta kecil kali ini dilaksanakan diatas awan. Di puncak Gede.Juga bersama Indomie, teman terbaik dalam petualangan kami.


NB: Iseng-iseng nulis Cerita Indomie, siapa tau.......