Ini adalah mimpi sejuta malam
Gelombang berdeburan
Angan-angan berhamburan
Atas kuasa siapa kapal-kapal berlaut
dan langit ditautkan pada segaris
batas kemuning di lepas sana
Aku adalah pelancong muda
bernyawa elang diudara
Hidup lebih dari sekedar kesempatan untuk berlalu saja
Kaki-kaki kulemparkan ke jauh muka
Jauh ke tanjung lain, pantai lain
Hingga habis sudah asa
Sampai tenang habis dirampas udara
Dan peluh berlarian dengan cahaya
Aku mau jalan terus
Sepenggal nyawa pertaruhannya,
berpacu dengan waktu, bertempur dengan samudera
Dulu, air mata berderai oleh kelembutan seorang hawa
Dan cinta terlahir oleh rengkuhannya
Sedarinya terlelap di penghujung senja,
menunggu waktu disibakkan kembali
Pada masa lalu. Termenung kita di dermaga tua.
Melukiskan dermaga yang rapuh dan dicumbui riaknya
Dan ia masih bertemankan penuhnya purnama
Yang meluapkan segara,
hingga mampir dingin yang memendarkan suara kita
Berlalu beku, sekejap saja
Aku tak peduli
Aku mau jalan terus
Mengejar matahari
Di semenanjung lain
Pantai lain
Hingga aku tau mau pergi lagi
Suatu waktu nanti
Pulau Burung, Kepulauan Riau, 17 Desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar