Selasa, 12 Juli 2011

Surga Biru

Tidak akan terdengar seperti apa sisi lain Indonesia jika tidak dituangkan ke dalam tulisan. Walaupun sederhana, tapi inilah yang menurut gw pantas untuk dibagi. 

Seperti yang telah banyak orang ketahui bahwa Bali adalah salah satu surganya para petualang yang senang menjelajahi keindahan panorama bawah laut di Indonesia. Sekitar 2 bulan yang lalu gw dapet rezeki untuk kembali nyobain diving di Bali. Tepatnya di wilayah Bali bagian timur yaitu Tulamben dan Amed. Kedua lokasi penyelaman tidak terlalu jauh jaraknya satu sama lain. 

Tulamben
Menurut beberapa media di internet, Tulamben menempati peringkat 3 sebagai diving siteterbaik di Indonesia. Waktu itu hari Selasa di minggu ketiga bulan Mei, gw ngalamin pengalaman pertama melihat keindahan bawah laut Tulamben. Lokasi ini menjadi sangat terkenal di kalangan diver karena disana terdapat bangkai kapal perang angkatan laut USS Liberty yang karam. Ditambah lagi dengan keanekaragaman fauna dan terumbu karang di teluk tersebut. 

Biasanya kebanyakan lokasi diving harus ditempuh dengan menggunakan perahu kecil, namun Tulamben berbeda. Struktur pantainya disusun dari bebatuan pipih halus dan sangat jernih. Warna batuannya mulai dari abu-abu tua dan muda, coklat kehitaman, coklat tua dan juga hitam. Sepintas mirip bebatuan hias di kolam ikan koi. Penyelaman dimulai dengan para diver berjalan menyusuri pantai hingga ke perairan yang lebih dalam. 

Pada kedalaman 1 meter sudah mulai terlihat ikan-ikan kecil yang berwarna biru menyala dengan sirip kuningnya. Mereka hidup bergerombol dan bersembunyi di balik bebatuan yang lebih besar. Semakin jauh dari pantai, kedalaman pun bertambah. Struktur bebatuan sudah mulai hilang dan kita bisa menemukan pasir halus di kedalaman 2-3 meter. Spesies ikannya pun menjadi semakin beragam. Beberapa menit menyelam lebih dalam, sudah mulai terlihat bagian belakang kapal perang tersebut. Sebagian besar bagian kapal sudah tertutup oleh karang dan koral sehingga kapal tersebut telah berubah menjadi habitat ribuan fauna laut.

Ada begitu banyak spesies ikan disana hingga sulit untuk dijelaskan satu-persatu. Seakan-akan gw menjadi bagian dari warga laut yang sedang sibuk menikmati tengah hari. Sepanjang gw melihat sekeliling, semakin banyak ikan yang berenang kian kemari. Ada kumpulan sardin yang berenang melingkar seperti bola raksasa. Di balik terumbu-terumbu karang merah, begitu banyak ikan-ikan hias yang biasa kita temui di akuarium toko ikan. Bedanya, jumlahnya ribuan. Di balik dek kapal karam gw melihat sesosok ikan yang sangat besar dan diam melayang dengan tatapan yang tajam. Ikan tersebut adalah kerapu Goliath. Begitu tenang dengan wajahnya yang sangat tidak bersahabat. Di bagian-bagian sudut kapal, lion fish terlihat berjaga. Ikan ini memiliki sirip yang berbentuk seperti kemucing bulu ayam. Ketika berenang terlihat sangat anggun. Namun, dibalik sirip tersebut tersimpan duri berbisa yang sangat mematikan. Gw hanya memandang dari jarak 2 meter.

Siang itu penghuni laut ada pada puncak aktifitasnya. Banyak yang mencari makan, menjaga sarang, ataupun berpatroli di sekitar terumbu karang. Satu jam telah berlalu dan gw kembali ke pantai karena oksigen dalam tabung sudah mulai habis.  

Singkat kata, Tulamben adalah salah satu lokasi penyelaman terbaik yang pernah gw jelajahi.

Amed
Beberapa hari setelah Tulamben, gw mengunjungi lokasi penyelaman Amed. Daerahnya hanya 10 kilometer jaraknya dari Tulamben. Malah lebih dekat jika keberangkatan dimulai dari Denpasar. Sedikit berbeda dengan Tulamben, lokasi penyelaman di Amed menurut gw lebih indah. Gw bisa melihat megahnya Gunung Agung dari kapal cadik di tengah laut sebelum turun menyelam. Ringkasnya, diatas Gunung Agung dengan matahari menyinarinya, dibawah tebing terjal penuh dengan terumbu karang warna-warni. Perfect! 

Tempat penyelaman ditempuh dengan perahu motor bercadik yang hanya muat untuk 3 orang. Gw menyusuri pantai Amed, mencari lokasi terbaik dimana coral wall tersebut ada. Sauh dilepas, peralatan menyelam dikenakan, dan turunlah gw bersama beberapa orang teman. 

Begitu turun, mulut gw langsung menganga. Indah banget tebing koral di Amed! Beberapa puluh meter sebelum tebing ada lokasi pasir putih di bawah laut. Setelah gw berenang mendekati, terlihat pasir menyembul di beberapa bagian dari dasar laut. Sosok-sosok pipih dan berenang gemulai. Ternyata gw berenang di teritori sting ray atau ikan pari bersengat. Ada sekitar 7 ikan yang berenang bersamaan. Ikan pari tersebut berwarna coklat muda dengan bintik ungu dan biru menyala di punggungnya. Stunning!

Beberapa saat berselang, gw melihat seekor penyu hijau sedang menggali sesuatu di dasar laut. Hewan tersebut sedang mencari makan. Salah seorang temanku menghampirinya dan memegang punggunnya. Gw pun mendekati. Kemudian penyu tersebut menunjukkan sikap defensif dan berubah menjadi agresif. Gw dan teman bermain bersama si penyu. Berenang berputar-putar. Hingga akhirnya penyu itu berenang menjauh ke arah terumbu karang. Gw hanya melihat makhluk tersebut semakin menjauh dan tersamar oleh birunya air laut. 

Gw sangat menikmati keindahan dibawah lautnya. Begitu banyak bintang laut bertebaran. Ada bintang laut yang berwarna biru, ungu muda, abu-abu hingga bintang laut yang bentuknya gemuk berwarna coklat-putih. Tak lama kemudian gw melihat teripang yang sangat besar. Ukurannya hampir sebesar paha gw. Gw mengambil foto yang begitu banyak dibawah sana.

Lalu jarak pandang menjadi sedikit menggelap. Berdirilah di bagian kanan gw tebing curam lengkap dengan bentangan terumbu karang yang begitu megah. Gw sudah tiba di drop-off jurang laut tersebut. Gw belum pernah melihat keindahan dasar laut yang semegah ini. Bahkan fauna di dalamnya lebih banyak dari yang gw saksikan di Tulamben. Rasanya seperti melihat jurang yang tebingnya dihiasi sepenuhnya oleh terumbu karang warna-warni dan mungkin ada lebih dari seribu jenis. Di beberapa celuknya ada Stone fish, salah satu spesies ikan yang berkamuflase seperti batu dan memiliki sirip punggung yang berbisa. Gw melihat Napoleon fish. Ikan yang dicari oleh para marine biologist karena ingin didokumentasikan dan diteliti kehidupannya. Kumpulan anemon laut melambai-lambai mengikuti arus dasar laut. Diatasnya bergerombol sejumlah Clown fish. Spesies ikan ini memiliki lapisan lendir pelindung dari tentakel anemon laut yang mengeluarkan bisa beracun. Gw melihat Blue Tank fish berkejaran di sekitar. Orang biasanya menyebutkan dengan ikan Dori karena diinspirasi dari salah satu film animasi anak-anak Finding Nemo dimana tokoh yang bernama Dori adalah Blue tank. Beberapa lobster sedang bersembunyi di balik koral  dan disebelahnya terlihat bintang laut biru berdiam diri begitu lama. Sepanjang tebing koral tersebut seakan-akan terselip jutaan cerita indah yang dapat diceritakan oleh para penyelama ke siapapun yang mereka mau. Amed memang menyuguhkan panorama yang indahnya sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Sekitar satu jam kemudian, gw kembali naik ke permukaan karena oksigen yang sudah mau habis. Gw naik perlahan-lahan sambil memandang kebawah. Gw melayang bersama gelembung-gelembung udara. Gw menyukai laut karena hanya disanalah tempatnya untuk merasakan rasanya terbang. Kami tidak lagi menjejak ke tanah. Seakan-akan air menjadi udara, tangan direntangkan seperti sayap, dan gw bisa terbang kemanapun gw suka. Gw bisa memandang segala yang bergerak dibawah. Seperti hal burung elang yang rela terbang berlama-lama sembari memandang alam. Ketika berada di dalam laut ibarat berkaca dengan diri gw sendiri. Tenang, biru, besar, dan terasa damai. Terlepas dari hal apapun yang bergejolak di dalamnya.

Cahaya matahari menjadi semakin terang. Gw merasakan sebentar lagi sudah akan menyentuh atmosfir lagi. Perlahan-lahan tangan dan kepala keluar dari air. Tepat di balik perahu cadik, Gunung Agung masih megah berdiri tanpa diliputi satu awan pun. Gw lepas masker dan akhirnya dapat menghirup udara bumi lagi. Hari semakin sore dan gw tinggalkan hati dan kekaguman di bawah dasar Amed. 

Suatu saat mungkin akan kesana lagi. Menyelam lebih dalam dan bercerita lebih banyak. Tuhan mungkin menciptakan beberapa titik nikmat surga di wilayah timur Indonesia. Surga biru di pelosok negeri ini. Kutaruh hatiku, di salah satu celukmu, Indonesiaku.

Tidak ada komentar: